Tanjung Redeb: Kabupaten Berau kembali gagal meraih penghargaan Adipura Kencana tahun 2023. Penghargaan bergengsi ini kembali “enggan” mendarat di “Bumi Batiwakkal” setelah tahun sebelumnya mengalami nasib serupa.

Upaya keras pemerintah Berau dalam mengelola sampah, ruang terbuka hijau, dan hutan kota tampaknya belum cukup untuk memikat tim penilai dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, Mustakim Suharjana, mengungkapkan bahwa saat tim KLHK bertandang ke Berau, pihaknya tengah disibukkan dengan penanganan krisis di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bujangga.
Meskipun telah dilakukan berbagai upaya, termasuk metode control landfill, TPA Bujangga masih menjadi salah satu faktor utama kegagalan Berau dalam meraih Adipura Kencana tahun ini.
“Skor TPA kita masih rendah,” aku Mustakim.
Selain TPA, pengelolaan kebersihan di tempat umum, seperti pasar, juga menjadi sorotan tim penilai. Mustakim mengakui bahwa masih banyak yang perlu dibenahi dalam hal kebersihan pasar di Berau.
“Jujur, pasar kita masih dinilai kotor,” tandasnya.
Kebersihan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Abdul Rivai juga menjadi faktor yang menyebabkan Berau gagal meraih Adipura Kencana. Tim penilai menilai bahwa aliran air di drainase RSUD belum lancar dan pengelolaan limbah rumah sakit masih perlu dioptimalkan.
“Kita sudah lihat bersama bahwa RSUD sudah berbenah, termasuk menambah gedung baru,” kata Mustakim.
Meskipun gagal meraih Adipura Kencana, Berau tidak luput dari poin positif. Tata kota dan penambahan taman-taman kota dinilai baik oleh tim penilai.
“Tata kota kita sudah baik, tinggal membenahi 3 poin utama, yaitu TPA, pasar, dan RSUD,” terang Mustakim.
Kegagalan ini menjadi cambuk bagi pemerintah Berau untuk meningkatkan kinerjanya dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

















